Kamis, 09 Desember 2010

Tanda

Kemapanan berpikir logis dan ilmiahku mulai goyah saat Aku menghadapi istriku yang berpikir sederhana dan menurutku kadang sedikit berbau tahayul. Kebetulan kami punya beberapa perbedaan latar belakang, Aku sejak kecil sudah terdoktrin nilai-nilai agama lewat surau-surau (tajug) dan sekali-kali jadi santri lewat di pesantren yang ada di kota kelahiranku, kotanya Sang Wali Gunung Jati. Pendidikan formalku juga cukup baik, Aku beruntung bisa sampai kuliah di salah satu perguruan negeri yang ada di Bandung. Istriku kurang beruntung dalam hal pendidikan, tidak sempat punya ijazah SD, pengetahuan agamanya juga sangat memprihatinkan.

Jika istriku banyak mempercayai hal-hal yang menurut Aku tak masuk akal maka Aku bisa memahaminya karena Aku pikir hal itu wajar mengingat latar belakang pendidikannya yang kurang baik. Hanya ada satu dari "yang tak masuk akal" yang agak dan mungkin sangat mengganggu kemapanan logikaku. Telapak tangannya selalu merasa gatal jika besoknya Aku akan terima uang (kebetulan pendapatanku sebagai guru honorer tak dapat diprediksi kapan waktunya aku akan terima honorku). Pertamanya Aku pikir hanya kebetulan saja hal itu terjadi tapi setelah kejadian tersebut terjadi berulang-ulang dengan akurasi yang cukup presisi, logikaku mulai runtuh. Pernah suatu pagi, Aku bilang sama rekanku, "Sepertinya siang ini kita akan terima uang." Tentu saja temanku yang satu ini senang mendengar berita seperti ini karena sudah sejak 3 bulan yang lalu dia sudah tak pernah memegang lembaran yang namanya uang. "Dapat berita dari mana?" dengan enteng kujawab, "tadi malam telapak tangan istriku gatal, berati hari ini mungkin kita akan terima uang walaupun Aku sendiri tak tau uang honor apa yang akan kita terima." Dasar gendeng, tawa kami pun berderai seakan untuk sesaat lupa akan tuntutan hidup yang membelenggu sehari-hari. Siangnya, Aku bisa senyum dan mengedipkan mata di depan temanku walau tanpa kata seakan bertanya tanpa perlu jawaban, 'benerkan apa yang aku bilang tadi pagi?, Yaa siang itu kami terima Rp 660.000,- uang makan yang sebelumnya tak kami perkirakan.

Dalam pikiranku sering timbul pertanyaan, mungkinkah rasa gatal pada telapak tangan istri  bila Aku akan menerima atau mendapatkan uang merupakan suatu tanda seperti mendung sebagai tanda akan hujan? Sepertinya benar-benar tidak logis. Mungkin yang Aku pikir saat ini tidak logis, disuatu masa nanti bisa dibuktikan korelasinya sehingga bisa diterima dengan akal sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar